Jumat, 22 Januari 2016

Konsep Mencari Jodoh

MAKALAH
KONSEP MENCARI JODOH


Makalah ini disusun untuk memenuhi tugas
mata kuliah  Pendidikan Agama
Rusmanir, S.Ag

Disusun oleh :
Siti Nur Rohmah
C14024
Komunikasi Massa


POLITEKNIK INDONUSA SURAKARTA
TAHUN 2014


KATA PENGANTAR

Alhamdulillah, segala puji bagi Allah S.W.T yang telah melimpahkan rahmat, taufiq, serta hidayahNya kepada kami, yang pada kesempatan kali ini kami dapat menuangkan tinta untuk mengukir ilmu pengetahuan yang sangat di butuhkan dan semoga dapat bermanfaat bagi penulis serta semoga pula bermanfaat bagi pembaca.

Sholawat serta salam marilah selalu dan selalu kita hadirkan keharibaan Rasulullah muhammad SAW sebagai uswah al-hasanah yang senantiasa di harapkan syafaatnya di hari kiamat.

Tidak lupa kami sampaikan banyak terima kasih kepada Ibu Rusmaniar, S.Ag selaku dosen pembimbing mata kuliah Pendidikan Agama Islam, untuk ridho dan barokah dari beliau sangat kami harapkan menuju jalan ilmu yang manfaat. Terimah kasih juga atas semua pihak yang telah membantu terselesaikannya penulisan makalah ini.

Kami sangat mengharap kritik dan saran dari pembaca sehingga makalah atau ilmu ini bisa lebih sempurna dan bermanfaat bagi penulis, terlebih lagi bermanfaat bagi pembaca..Amin.



Klaten, 13 November 2014



Penulis


BAB I
PENDAHULUAN

Pada saat ini, saat di mana banyak para wanita dan pria bingung karena belum menemukan kecocokan dalam mencari jodoh, dan pada akhirnya mereka frustasi bahkan stress dan menjadikan permasalahan itu sebagai beban fikiran. Dalam agama Islam, sesungguhnya itu merupakan suatu ujian.

Untuk itu muncul pertanyaan, bagaimanakah tips-tips dalam mencari pendamping hidup atau jodoh yang baik dalam agama Allah (Islam)? Pertanyaan inilah yang – antara lain – mendorong para pemikir untuk mencari “solusi untuk menyelesaikan permasalahan itu”.

Di antara solusi tersebut adalah kita harus bertawakal dan lebih mendekatkan diri kita kepada Allah SWT, oleh sebab itu penulis mengangkat sebuah kajian dalam bentuk makalah yang berjudul: “Konsep Mencari Jodoh”.


BAB II
PEMBAHASAN
A.      Jodoh
Sebelum membicarakan lebih jauh tentang Konsep mencari jodoh, kita harus mengetahui dahulu apakah arti jodoh didalam agama Islam. Secara umum ada dua pandangan yang berbeda, yaitu pandangan bahwa jodoh adalah takdir dan pandangan jodoh adalah pilihan.
Pandangan takdir atau disebut juga determinisme, mengakui bahwa jodoh seseorang itu telah ditentukan oleh Tuhan, sehingga tidak perlu berusaha atau melakukan upaya apapun untuk mendapatkan jodoh. Pandangan seperti ini pada akhirnya menggiring seseorang pada determinisme fatalistic, yaitu pandangan yang beranggapan bahwa setiap kejadian sudah ditentukan, dan manusia hanya bisa menerima apa yang sudah ditentukan tanpa bisa berbuat apa-apa. Menurut pandangan ini, manusia hanyalah “wayang” yang melakoni apa saja yang dikehendaki oleh “sang dalang”. Orang-orang  yang begitu saja menerima segala sesuatu yang terjadi sebagai nasib (takdir) yang ditentukan, bersikap pasrah pada nasib dan tak ingin merubahnya, disebut fatalistic.
Pandangan pilihan mengakui bahwa jodoh semata-mata adalah pilihan yang melibatkan keputusan dan kehendak manusia tanpa melibatkan tuhan. Pilihan diartikan sebagai penentuan atau pengambilan sesuatu berdasarkan keputusan atau kehendak sendiri.pandangan ini lebih menekankan pada kehendak bebas manusia.
Jodoh adalah pasangan yang pas, atau pasangan yang sesuai diantara keduanya. Atau bisa juga jodoh dapat diartikan pasangan yang saling membutuhkan, atau pasangan yang sesuai, cocok, untuk saling menerima dan memberi. Menurut islam, jodoh adalah pasangan (laki-laki dan perempuan) yang “telah ditetapkan” atau “disahkan” dalam ikatan pernikahan, yang biasanya disebut dengan pasangan suami istri.

Adapun konsep dalam mencari jodoh adalah sebagai berikut :
1.    Konsep tawakal
a.       “Sesungguhnya orang-orang yang beriman ialah mereka yang bila disebut nama Allah gemetarlah hati mereka, dan apabila dibacakan ayat-ayatNya bertambahlah iman mereka (karenanya), dan hanya kepada Tuhanlah mereka bertawakal. (yaitu) orang-orang yang mendirikan shalat dan yang menafkahkan sebagian dari rezki yang Kami berikan kepada mereka. Itulah orang-orang yang beriman dengan sebenar-benarnya. Mereka akan memperoleh beberapa derajat ketinggian di sisi Tuhannya dan ampunan serta rezki (nikmat) yang mulia.”
Berangkat dari ayat di atas bahwa tawakal juga harus di iringi dengan ibadah seperti shalat dan berbagi kepada yang membutuhkan agar kelak mendapat rizki yang mulia di sisi Allah. Tawakal atau berserah diri setelah semua upaya di usahakan itulah esensi dari arti kata tawakal sesungguhnya.
b.      “Barangsiapa bertaqwa kepada Allah niscaya Dia akan mengadakan baginya jalan keluar. Dan memberinya rezki dari arah yang tiada disangka-sangkanya. Dan barangsiapa yang bertawakal kepada Allah niscaya Allah akan mencukupkan (keperluan)nya.”
2.    Konsep penyembahan
a.    إياك نعبد وإياك نستعين-
“Hanya Engkaulah yang kami sembah [3], dan hanya kepada Engkaulah kami meminta pertolongan [4].” (QS. Al-Faatihah: 5)
b.    …..…… لن تنالوا البر حتى تنفقوا مما تحبون
“Kamu sekali-kali tidak sampai kepada kebajikan (yang sempurna), sebelum kamu menafkahkan sebahagian harta yang kamu cintai…” (QS. Ali ‘Imran: 92)
c.     وَعَنِ اِبْنِ عَبَّاسٍ قَالَ: كُنْتُ خَلْفَ اَلنَّبِيِّ صلى الله عليه وسلم يَوْمًا فَقَالَ: يَا غُلَامُ! اِحْفَظِ اَللَّهَ يَحْفَظْكَ اِحْفَظِ اَللَّهَ تَجِدْهُ تُجَاهَكَ وَإِذَا سَأَلْتَ فَاسْأَلْ اَللَّهَ وَإِذَا اِسْتَعَنْتَ فَاسْتَعِنْ بِاَللَّهِ رَوَاهُ اَلتِّرْمِذِيُّ وَقَالَ: حَسَنٌ صَحِيحٌ
Ibnu Abbas RA berkata: Aku pernah di belakang Rasulullah SAW pada suatu hari dan beliau bersabda: “Wahai anak muda peliharalah (ajaran) Allah niscaya Dia akan memelihara engkau dan peliharalah (ajaran) Allah niscaya engkau akan mendapatkan-Nya di hadapanmu. Jika engkau meminta sesuatu mintalah kepada Allah dan jika engkau meminta pertolongan mintalah pertolongan kepada Allah.”
Dalam konsep ke-2 ini tentunya memerlukan beberapa perangkat dalam melakukan segala jenis ibadah yang harus dilakukan dengan konsisten dan sabar.  Mari kita perhatikan surat Hud juz 12 di bawah ini:
 ( فاستقم كما أمرت ومن تاب معك ولا تطغوا إنه بما تعملون بصير ( 112 ) ولا تركنوا إلى الذين ظلموا فتمسكم النار وما لكم من دون الله من أولياء ثم لا تنصرون ( 113 ) ( وأقم الصلاة طرفي النهار وزلفا من الليل إن الحسنات يذهبن السيئات ذلك ذكرى للذاكرين ( 114 ) واصبر فإن الله لا يضيع أجر المحسنين ( 115 )
“Maka tetaplah kamu pada jalan yang benar, sebagaimana diperintahkan kepadamu dan (juga) orang yang telah taubat beserta kamu dan janganlah kamu melampaui batas. Sesungguhnya Dia Maha Melihat apa yang kamu kerjakan. Dan janganlah kamu cenderung kepada orang-orang yang zhalim yang menyebabkan kamu disentuh api neraka, dan sekali-kali kamu tiada mempunyai seorang penolong pun selain daripada Allah, kemudian kamu tidak akan diberi pertolongan. Dan dirikanlah sembahyang itu pada kedua tepi siang (pagi dan petang) dan pada bahagian permulaan daripada malam. Sesungguhnya perbuatan-perbuatan yang baik itu menghapuskan (dosa) perbuatan-perbuatan yang buruk. Itulah peringatan bagi orang-orang yang ingat. Dan bersabarlah, karena sesungguhnya Allah tiada menyia-nyiakan pahala orang-orang yang berbuat kebaikan.”
Perangkat dari konsep ke-2:
·         Menyembah hanya kepada Allah.
·         Meminta segala sesuatunya juga kepada Allah
·         Belajar berbagi untuk menjadi pribadi yang taat
3.        Konsep amal shalih dan Iman
a.        من عمل صالحا من ذكر أو أنثى و هو مؤمن فلنحيينه حياة طيبة…….
“Barangsiapa yang mengerjakan amal saleh, baik laki-laki maupun perempuan dalam keadaan beriman, maka sesungguhnya akan Kami berikan kepadanya kehidupan yang baik.”( Q.S. An Nahl 97)
Kalimat  “فلنحيينه” falanuhyiyannahu (maka sesungguhnya akan Kami berikan kepadanya) , di sini Allah ta’ala menggunakan huruf ‘’Lam taukid” setelah huruf “Fa” dan “Nun tasydid” sebelum huruf ‘’Ha besar” di akhir.
Dalam kaidah bahasa Arab huruf Lam taukid (berharakat fathah) dan Nun Tasydid (dibaca dengan ghunnah/berdengung 2 harakat) yang di gabungkan dalam satu kalimat itu mempunyai arti:
·         Penguat makna.
·         Penekanan lebih bersifat jaminan, menguji secara pasti dan lainnya (sifatnya tergantung teks Qur’an)
·         Bisa juga pengeras arti tergantung dari ayat sebelum dan sesudahnya.
Contoh berupa jaminan pasti:
Ada di Surat An Nahl ayat 97 pada kalimat  “فلنحيينه”  falanuhyiyannahu, adapun konteksnya Allah ta’ala akan menjamin mereka (ikhwan dan akhwat) yang punya kecenderungan pada kebaikan dengan kehidupan yang layak, tapi dengan satu sarat yaitu ”percaya akan adanya satu Tuhan (Allah) tanpa menyekutukan-Nya’.
Adapun berupa ujian yang juga bersifat pasti:
ولنبلونكم بشيء من الخوف والجوع ونقص من الأموال والأنفس والثمرات  ……………………………
“Dan sungguh akan Kami berikan cobaan kepadamu, dengan sedikit ketakutan, kelaparan, kekurangan harta, jiwa dan buah-buahan…” (QS. Al Baqarah: 155)
Perhatikan kalimat ولنبلونكم  “wa lanabluwannakum” (Dan sungguh akan Kami berikan cobaan kepadamu). Artinya Allah hendak menegaskan bahwa akan ada pelbagai ujian yang bersifat pasti karenanya pula dipakailah huruf “Lam taukid dan Nun tasydid” sebagai bentuk keilmuan bagi orang-orang yang beriman agar bersiap-siap akan ujian dari-Nya, di antaranya :
·         Rasa Takut yang kadang menghampiri
·         Rasa lapar yang pernah dirasakan
·         kondisi ekonomi menjadi kurang mengizinkan
·         kehilangan sanak saudara atau orang-orang terkasih
·         dan juga kekurangan akan buah-buahan (Makanan)
Kalaupun kita dapati tidak dengan Nun tasydid misalnya di surat Yusuf ayat 32 juz 12:
….ولئن لم يفعل ماء آمره ليسجنن وليكونا من الصاغرين.-
“…Dan sesungguhnya jika dia tidak mentaati apa yang aku perintahkan kepadanya, niscaya dia akan dipenjarakan dan dia akan termasuk golongan orang-orang yang hina.”
Kalimat pertama “ليسجنن” “layusjananna” (niscaya dia akan dipenjarakan) dengan lam taukid di awal dan nun tasydid di akhir, artinya memang betul Istri Al-Aziz atau yang lebih dikenal di kalangan masyarakat luas sebagai Zulaikha, Zalikha atau Rahil, walaupun riwayat tentang nama sebenarnya tidak ada yang bisa di pertanggungjawabkan karena semuanya lemah. Bahwasanya dia hendak memenjarakan Yusuf jika tidak menuruti aturannya.
Tapi kalimat setelahnya justru berbeda, mari kita perhatikan ” وليكونا” “wa layakuunaa” (dan dia akan termasuk/menjadi) menggunakan huruf Nun Khofifah dan dibaca panjang  2 harakat yang bermakna: “Penekanannya lebih ringan ketimbang dengan nun tasydid”, artinya:
Maksud Istri Al-Aziz kepada Yusuf sejatinya bertentangan dengan hati nuraninya atau tidak sepenuh hati. Karena bagaimana mungkin dia melihat orang yang sangat di cintainya hingga di mabuk asmara karena ketampanannya menjadi orang yang terhina. Tentunya kita pun demikian tidak mungkin melihat orang yang kita cintai menderita. (Studi Normatif)
Sebenarnya apa yang dilakukan Istri Al Aziz kepada sang pujaan hati Yusuf adalah Salting (Salah tingkah) Istilah zaman sekarang karena cintanya yang berlebihan atau lebai (kata anak muda di zaman ini).
Kesimpulan konsep ke-3:
Almarhum Syeikh Tantowi (mantan Syeikh Al-Azhar Mesir) pernah mengatakan kalau ayat dari Surat An Nahl di atas merupakan ganjaran di dunia bagi orang-orang baik lagi beriman kepada Allah yaitu “kehidupan yang layak”.
Para ulama sendiri mengartikan kehidupan yang layak ini beragam:
·         Dijadikan pemegang kepentingan.
·         Dimantapkan agamanya
·         Diberikan rasa nyaman dalam hidup
·         Pekerjaan yang cocok.
·         Keluasan rizki yang baik
·         Kemudahan demi kemudahan.
·         Juga jodoh yang di idamkan dan masih banyak lagi.
4.        Konsep Cinta
Cinta adalah anugerah Allah yang bisa mengantarkan manusia kepada kebahagiaan, para pakar Cinta sendiri mempunyai banyak definisi tentangnya dan saling berbeda tapi yang bisa disepakati adalah Cinta mendorong untuk melakukan hal-hal positif, karya-karya besar dan menjadikan hidup lebih hidup.
Cinta bisa menghilangkan rasa sakit, mendorong untuk segera sembuh, cinta juga bisa menggeser segala jenis rintangan, halangan, gesekan, ujian, cobaan, kesedihan, kegalauan, kesulitan dan benda-benda mati lainnya, karena hakikat cinta adalah benda hidup yang senantiasa menghiasi hari-hari pecinta sejati. Maka teruslah hidup dengan benda hidup (Cinta).
Cinta bukanlah pemaksaan kehendak dan bukan juga cinta siapa yang memaksakan kehendak, melainkan cinta adalah sebuah dialog antara dua insan yang harus di perjuangkan dengan rahmat dan ridha dari sang pemilik cinta yaitu Allah.
Cinta itu bermacam-macam : ada cinta kepada Allah dan rasul-Nya, kepada agama, Negara, Manusia, materi, lingkungan, hobi dan banyak lagi, bukti kita cinta kepada Allah yaitu patuh dan taat pada perintah-Nya serta menjauhi larangan-Nya.
Cinta berawal dari pengenalan atau ta’aruf, setelah itu timbul rasa, lalu tanggung jawab dan yang terakhir adalah kesetiaan, bukan cinta namanya bagi yang tidak mengenal dan juga yang tidak setia kepada pasangan.
Cinta atau Mawaddah adalah mengosongkan hati dari segala kekurangan terhadap pasangannya, saling mengerti dan melengkapi, karena jika Cinta, segala kekurangan yang ada pada kekasihnya itu terlihat normatif, sehingga betapapun  buruk yang di cintainya akan menjadi terlihat baik karena cinta dan itulah arti sejati dari Mawaddah. (Khusus yang sudah menikah)
Oleh karenanya bagi para penjalin cinta kasih (Suami-Istri) hendaknyalah memperjuangkan cinta, jaga cintanya agar tetap bersemi menghiasi isi hati, sedangkan bagi para penanti jodoh hendaknya bersabar akan jaminan dari Allah berupa kehidupan yang layak di dunia seperti yang tersirat pada surat An Nahl ayat 97 juz 14.
Inilah rangkaian singkat dari arti cinta, oleh karenanya wajib bagi kita untuk memahami lebih dalam akan arti cinta sebelum kita melanjut ke Konsep jodoh yang terakhir.
5.        Konsep mencari sebab
Ajaran Islam bukan saja mengedepankan sisi “Spiritualitas” tapi juga ada sisi lain yang penting diperhatikan yaitu “Rasionalitas” dari sinilah banyak ilmuwan barat ramai memeluk ajaran Islam karena ajarannya yang rasional.
Kalaulah kita hanya berpegang pada sisi spiritualitas saja tentu bisa menggambarkan Islam di mata dunia sebagai ajaran khurafat atau takhayul. Adapun jika pada sisi rasionalitas saja tentunya ajaran ini tak ubahnya sama seperti ajaran Paganisme  (penyembah berhala).
Beberapa contoh rasionalitas dalam Islam (Mengambil sebab):
a.       Pembuatan bahtera nabi Nuh sebagai penangkal dari musibah banjir besar.
…………..واصنع الفلك بأعيننا ووحينا
“Dan buatlah bahtera itu dengan pengawasan dan petunjuk wahyu Kami…” (QS. Hud: 37).
b.      Proses mendapatkan makanan seorang Maryam
هزي إليك بجذع النخلة تساقط عليك رطبا جنيا
“Dan goyanglah pangkal pohon kurma itu ke arahmu, niscaya pohon itu akan menggugurkan buah kurma yang masak kepadamu,” (QS. Maryam: 25)
c.       Proses penyembuhan atas Wahyu dari Allah kepada nabi Ayyub.
اركض برجلك هذا مغتسل بارد و شراب
“(Allah berfirman): “Hantamkanlah kakimu; inilah air yang sejuk untuk mandi dan untuk minum.” (QS. As Shaad: 42)
Adapun mengambil sebab menanti jodoh, berikut uraiannya:
a.       Selipkanlah doa ini dalam sujud sebagai wujud dari Ibad Rahman (hamba-hamba Tuhan yang Maha Penyayang).
……………….ربنا هب لنا من أزواجنا وذرياتنا قرة أعين واجعلنا للمتقين إماما ………… –   
“Ya Tuhan kami, anugerahkanlah kepada kami istri-istri kami dan keturunan kami sebagai penyenang hati (kami), dan jadikanlah kami imam bagi orang-orang yang bertaqwa.”  (QS. Al Furqan: 74).
b.      Mulai melakukan proses pencarian belahan jiwa, adapun dicarikan melalui bantuan orang lain hukumnya sah-sah saja.
c.       Menikahlah dengan orang yang dicintai (laki-laki dan perempuan), atau bisa juga mencintai orang yang menikahi (khusus untuk perempuan).
d.      Menikah bukan hanya dengan orang yang dicintai, melainkan berkomunikasi dengan keluarga besar pasangan yang juga baik, karena ini adalah porsi ideal dari kebahagiaan menikah sebagaimana petunjuk Rasul untuk melihat garis keturunan yang baik, adapun jika kita belum mampu mengikuti anjuran tersebut hukumnya tidak mengapa, karena bisa jadi orangtua pasangan kurang sholeh tetapi anaknya sholeh, jika sudah kepalang cinta alias cinta medok. (Opsi ideal lebih ditekankan)
e.       Jika sudah merasa mampu dan mendapatkan jodoh yang di idamkan, segeralah menatap langit dengan penuh pengharapan sambil bergerak maju dengan badan tegap sambil melangkah untuk segera melamar sang gadis atau janda (gadis lebih di anjurkan karena keutamaannya) dengan mengucap “Bismillah”
f.       Adapun untuk para akhwat hendaknya bersabar dan terus memperbaiki diri sambil berusaha dan berdoa agar pangeran berkuda putih segera datang menjemput Anda.


Catatan kaki:
1.      Maksudnya: orang yang sempurna imannya.
2.  Dimaksud dengan disebut nama Allah ialah: menyebut sifat-sifat yang mengagungkan dan memuliakanNya.
3.      Na’budu diambil dari kata ‘ibaadat: kepatuhan dan ketundukan yang ditimbulkan oleh perasaan terhadap kebesaran Allah, sebagai Tuhan yang disembah, karena berkeyakinan bahwa Allah mempunyai kekuasaan yang mutlak terhadapnya.
4.     Nasta’iin (minta pertolongan), terambil dari kata isti’aanah: mengharapkan bantuan untuk dapat menyelesaikan suatu pekerjaan yang tidak sanggup dikerjakan dengan tenaga sendiri.
5.      Riwayat Tirmidzi. Ia berkata: Hadits ini shahih.
6.   Cenderung kepada orang yang zhalim maksudnya menggauli mereka serta meridhai perbuatannya. Akan tetapi jika bergaul dengan mereka tanpa meridhai perbuatannya dengan maksud agar mereka kembali kepada kebenaran atau memelihara diri, maka dibolehkan.
7.      Ditekankan dalam ayat ini bahwa laki-laki dan perempuan dalam Islam mendapat pahala yang sama dan bahwa amal saleh harus disertai iman.
8.      Kajian rutin Tafsir Al Wasith setiap Jum’at siang di Masjid-Islamic Mission City-Kairo.


III.   PENUTUP

A.           KESIMPULAN

Dari uraian di atas, Konsep Mencari Jodoh dapat ditarik beberapa kesimpulan sebagai berikut:
1.      Kita harus bertawakal
2.      Kita harus lebih mendekatkan diri kepada Allah SWT
3.      Kita harus beramal shalih dan beriman kepada Allah,
4.      Kita harus cinta kepada

B.     KRITIK DAN SARAN

Demikianlah makalah ini penulis sampaikan, semoga dapat menambah wawasan keislaman bagi pembaca, terutama kita yang sedang dalam kebingungan mencari pendamping hidup atau jodoh. Penulis menyadari makalah ini belumlah sempurna, masih terdapat kekurangan di sana-sini. Oleh sebab itu, penulis mengharapkan kritik dan saran yang membangun dari pembaca, demi lebih sempurnanya makalah ini.




Tidak ada komentar:

Posting Komentar