MAKALAH
KONSEP MENCARI JODOH
Makalah
ini disusun untuk memenuhi tugas
mata
kuliah Pendidikan Agama
Rusmanir,
S.Ag
Disusun
oleh :
Siti
Nur Rohmah
C14024
Komunikasi
Massa
POLITEKNIK
INDONUSA SURAKARTA
TAHUN
2014
KATA PENGANTAR
Alhamdulillah, segala puji bagi Allah S.W.T yang telah
melimpahkan rahmat, taufiq, serta hidayahNya kepada kami, yang pada kesempatan
kali ini kami dapat menuangkan tinta untuk mengukir ilmu pengetahuan yang
sangat di butuhkan dan semoga dapat bermanfaat bagi penulis serta semoga pula
bermanfaat bagi pembaca.
Sholawat serta salam marilah selalu dan selalu kita hadirkan
keharibaan Rasulullah muhammad SAW sebagai uswah al-hasanah yang senantiasa di
harapkan syafaatnya di hari kiamat.
Tidak lupa kami sampaikan banyak terima kasih kepada Ibu
Rusmaniar, S.Ag selaku dosen pembimbing mata kuliah Pendidikan Agama Islam,
untuk ridho dan barokah dari beliau sangat kami harapkan menuju jalan ilmu yang
manfaat. Terimah kasih juga atas semua pihak yang telah membantu
terselesaikannya penulisan makalah ini.
Kami sangat mengharap kritik dan saran dari pembaca sehingga
makalah atau ilmu ini bisa lebih sempurna dan bermanfaat bagi penulis, terlebih
lagi bermanfaat bagi pembaca..Amin.
Klaten, 13 November 2014
Penulis
BAB I
PENDAHULUAN
Pada
saat ini, saat di mana banyak para wanita dan pria bingung karena belum
menemukan kecocokan dalam mencari jodoh, dan pada akhirnya mereka frustasi
bahkan stress dan menjadikan permasalahan itu sebagai beban fikiran. Dalam agama
Islam, sesungguhnya itu merupakan suatu ujian.
Untuk itu muncul pertanyaan, bagaimanakah tips-tips dalam
mencari pendamping hidup atau jodoh yang baik dalam agama Allah (Islam)?
Pertanyaan inilah yang – antara lain – mendorong para pemikir untuk mencari “solusi
untuk menyelesaikan permasalahan itu”.
Di antara solusi tersebut adalah kita harus bertawakal dan
lebih mendekatkan diri kita kepada Allah SWT, oleh sebab itu penulis mengangkat
sebuah kajian dalam bentuk makalah yang berjudul: “Konsep Mencari Jodoh”.
BAB
II
PEMBAHASAN
A. Jodoh
Sebelum
membicarakan lebih jauh tentang Konsep mencari jodoh, kita harus mengetahui
dahulu apakah arti jodoh didalam agama Islam. Secara umum ada dua pandangan
yang berbeda, yaitu pandangan bahwa jodoh adalah takdir dan pandangan jodoh
adalah pilihan.
Pandangan
takdir atau disebut juga determinisme, mengakui bahwa jodoh seseorang itu telah
ditentukan oleh Tuhan, sehingga tidak perlu berusaha atau melakukan upaya
apapun untuk mendapatkan jodoh. Pandangan seperti ini pada akhirnya menggiring
seseorang pada determinisme fatalistic, yaitu pandangan yang beranggapan bahwa
setiap kejadian sudah ditentukan, dan manusia hanya bisa menerima apa yang
sudah ditentukan tanpa bisa berbuat apa-apa. Menurut pandangan ini, manusia
hanyalah “wayang” yang melakoni apa saja yang dikehendaki oleh “sang dalang”.
Orang-orang yang begitu saja menerima
segala sesuatu yang terjadi sebagai nasib (takdir) yang ditentukan, bersikap
pasrah pada nasib dan tak ingin merubahnya, disebut fatalistic.
Pandangan
pilihan mengakui bahwa jodoh semata-mata adalah pilihan yang melibatkan
keputusan dan kehendak manusia tanpa melibatkan tuhan. Pilihan diartikan
sebagai penentuan atau pengambilan sesuatu berdasarkan keputusan atau kehendak
sendiri.pandangan ini lebih menekankan pada kehendak bebas manusia.
Jodoh
adalah pasangan yang pas, atau pasangan yang sesuai diantara keduanya. Atau
bisa juga jodoh dapat diartikan pasangan yang saling membutuhkan, atau pasangan
yang sesuai, cocok, untuk saling menerima dan memberi. Menurut islam, jodoh
adalah pasangan (laki-laki dan perempuan) yang “telah ditetapkan” atau
“disahkan” dalam ikatan pernikahan, yang biasanya disebut dengan pasangan suami
istri.
Adapun konsep dalam mencari jodoh
adalah sebagai berikut :
1. Konsep
tawakal
a. “Sesungguhnya
orang-orang yang beriman ialah mereka yang bila disebut nama Allah gemetarlah
hati mereka, dan apabila dibacakan ayat-ayatNya bertambahlah iman mereka
(karenanya), dan hanya kepada Tuhanlah mereka bertawakal. (yaitu) orang-orang
yang mendirikan shalat dan yang menafkahkan sebagian dari rezki yang Kami
berikan kepada mereka. Itulah orang-orang yang beriman dengan sebenar-benarnya.
Mereka akan memperoleh beberapa derajat ketinggian di sisi Tuhannya dan ampunan
serta rezki (nikmat) yang mulia.”
Berangkat dari ayat di atas bahwa tawakal juga harus di
iringi dengan ibadah seperti shalat dan berbagi kepada yang membutuhkan agar
kelak mendapat rizki yang mulia di sisi Allah. Tawakal atau berserah diri
setelah semua upaya di usahakan itulah esensi dari arti kata tawakal
sesungguhnya.
b. “Barangsiapa
bertaqwa kepada Allah niscaya Dia akan mengadakan baginya jalan keluar. Dan
memberinya rezki dari arah yang tiada disangka-sangkanya. Dan barangsiapa yang
bertawakal kepada Allah niscaya Allah akan mencukupkan (keperluan)nya.”
2. Konsep
penyembahan
a. . إياك نعبد وإياك نستعين-
“Hanya
Engkaulah yang kami sembah [3], dan hanya kepada Engkaulah kami
meminta pertolongan [4].” (QS. Al-Faatihah: 5)
b. …..…… لن تنالوا البر حتى تنفقوا
مما تحبون
“Kamu sekali-kali tidak sampai kepada kebajikan (yang sempurna), sebelum
kamu menafkahkan sebahagian harta yang kamu cintai…” (QS. Ali
‘Imran: 92)
c. وَعَنِ اِبْنِ عَبَّاسٍ قَالَ: كُنْتُ خَلْفَ
اَلنَّبِيِّ صلى الله عليه وسلم يَوْمًا فَقَالَ: يَا غُلَامُ! اِحْفَظِ اَللَّهَ
يَحْفَظْكَ اِحْفَظِ اَللَّهَ تَجِدْهُ تُجَاهَكَ وَإِذَا سَأَلْتَ فَاسْأَلْ
اَللَّهَ وَإِذَا اِسْتَعَنْتَ فَاسْتَعِنْ بِاَللَّهِ رَوَاهُ اَلتِّرْمِذِيُّ
وَقَالَ: حَسَنٌ صَحِيحٌ
Ibnu Abbas RA berkata: Aku pernah di
belakang Rasulullah SAW pada suatu hari dan beliau bersabda: “Wahai anak muda peliharalah (ajaran) Allah
niscaya Dia akan memelihara engkau dan peliharalah (ajaran) Allah niscaya
engkau akan mendapatkan-Nya di hadapanmu. Jika engkau meminta sesuatu mintalah
kepada Allah dan jika engkau meminta pertolongan mintalah pertolongan kepada
Allah.”
Dalam konsep ke-2 ini tentunya
memerlukan beberapa perangkat dalam melakukan segala jenis ibadah yang harus
dilakukan dengan konsisten dan sabar. Mari kita perhatikan surat Hud juz
12 di bawah ini:
( فاستقم كما أمرت ومن تاب معك ولا تطغوا
إنه بما تعملون بصير ( 112 ) ولا تركنوا إلى الذين ظلموا فتمسكم النار
وما لكم من دون الله من أولياء ثم لا تنصرون ( 113 ) ( وأقم الصلاة طرفي
النهار وزلفا من الليل إن الحسنات يذهبن السيئات ذلك ذكرى للذاكرين ( 114
) واصبر فإن الله لا يضيع أجر المحسنين ( 115 )
“Maka
tetaplah kamu pada jalan yang benar, sebagaimana diperintahkan kepadamu dan
(juga) orang yang telah taubat beserta kamu dan janganlah kamu melampaui batas.
Sesungguhnya Dia Maha Melihat apa yang kamu kerjakan. Dan janganlah kamu
cenderung kepada orang-orang yang zhalim yang menyebabkan kamu
disentuh api neraka, dan sekali-kali kamu tiada mempunyai seorang penolong pun
selain daripada Allah, kemudian kamu tidak akan diberi pertolongan. Dan
dirikanlah sembahyang itu pada kedua tepi siang (pagi dan petang) dan pada
bahagian permulaan daripada malam. Sesungguhnya perbuatan-perbuatan yang baik
itu menghapuskan (dosa) perbuatan-perbuatan yang buruk. Itulah peringatan bagi
orang-orang yang ingat. Dan bersabarlah, karena sesungguhnya Allah tiada
menyia-nyiakan pahala orang-orang yang berbuat kebaikan.”
Perangkat dari konsep ke-2:
·
Menyembah hanya kepada Allah.
·
Meminta segala sesuatunya juga kepada Allah
·
Belajar berbagi untuk menjadi pribadi yang taat
3.
Konsep amal shalih dan Iman
a. من عمل صالحا من ذكر أو أنثى و هو مؤمن فلنحيينه
حياة طيبة…….
“Barangsiapa yang mengerjakan amal saleh, baik laki-laki maupun
perempuan dalam keadaan beriman, maka sesungguhnya akan Kami berikan kepadanya
kehidupan yang baik.”( Q.S. An Nahl 97)
Kalimat
“فلنحيينه” falanuhyiyannahu (maka
sesungguhnya akan Kami berikan kepadanya) , di sini Allah ta’ala menggunakan
huruf ‘’Lam taukid” setelah huruf “Fa” dan “Nun tasydid” sebelum huruf ‘’Ha
besar” di akhir.
Dalam kaidah bahasa Arab huruf Lam taukid (berharakat
fathah) dan Nun Tasydid (dibaca dengan ghunnah/berdengung 2 harakat) yang
di gabungkan dalam satu kalimat itu mempunyai arti:
·
Penguat makna.
·
Penekanan lebih bersifat jaminan, menguji secara pasti dan
lainnya (sifatnya tergantung teks Qur’an)
·
Bisa juga pengeras arti tergantung dari ayat sebelum dan
sesudahnya.
Contoh berupa jaminan pasti:
Ada di Surat An Nahl ayat 97 pada kalimat “فلنحيينه”
falanuhyiyannahu, adapun
konteksnya Allah ta’ala akan menjamin mereka (ikhwan dan akhwat) yang punya
kecenderungan pada kebaikan dengan kehidupan yang layak, tapi dengan satu sarat
yaitu ”percaya akan adanya satu Tuhan (Allah) tanpa menyekutukan-Nya’.
Adapun berupa ujian yang juga bersifat pasti:
ولنبلونكم
بشيء من الخوف والجوع ونقص من الأموال والأنفس والثمرات ……………………………
“Dan sungguh akan Kami berikan cobaan kepadamu,
dengan sedikit ketakutan, kelaparan, kekurangan harta, jiwa dan buah-buahan…” (QS. Al Baqarah: 155)
Perhatikan
kalimat ولنبلونكم “wa
lanabluwannakum” (Dan sungguh
akan Kami berikan cobaan kepadamu). Artinya Allah hendak menegaskan
bahwa akan ada pelbagai ujian yang bersifat pasti karenanya pula dipakailah
huruf “Lam taukid dan Nun tasydid” sebagai bentuk keilmuan bagi orang-orang
yang beriman agar bersiap-siap akan ujian dari-Nya, di antaranya :
·
Rasa Takut yang kadang menghampiri
·
Rasa lapar yang pernah dirasakan
·
kondisi ekonomi menjadi kurang mengizinkan
·
kehilangan sanak saudara atau orang-orang terkasih
·
dan juga kekurangan akan buah-buahan (Makanan)
Kalaupun
kita dapati tidak dengan Nun tasydid misalnya di surat Yusuf ayat 32 juz 12:
….ولئن لم يفعل ماء آمره ليسجنن وليكونا من الصاغرين.-
“…Dan sesungguhnya jika dia tidak mentaati apa yang
aku perintahkan kepadanya, niscaya dia akan dipenjarakan dan dia akan termasuk
golongan orang-orang yang hina.”
Kalimat pertama “ليسجنن” “layusjananna” (niscaya dia akan dipenjarakan) dengan lam taukid
di awal dan nun tasydid di akhir, artinya memang betul Istri Al-Aziz atau yang
lebih dikenal di kalangan masyarakat luas sebagai Zulaikha, Zalikha atau Rahil,
walaupun riwayat tentang nama sebenarnya tidak ada yang bisa di pertanggungjawabkan
karena semuanya lemah. Bahwasanya dia hendak memenjarakan Yusuf jika tidak
menuruti aturannya.
Tapi
kalimat setelahnya justru berbeda, mari kita perhatikan ” وليكونا” “wa layakuunaa” (dan dia akan
termasuk/menjadi) menggunakan huruf Nun Khofifah dan
dibaca panjang 2 harakat yang bermakna: “Penekanannya lebih ringan
ketimbang dengan nun tasydid”, artinya:
Maksud Istri Al-Aziz kepada Yusuf sejatinya
bertentangan dengan hati nuraninya atau tidak sepenuh hati. Karena bagaimana
mungkin dia melihat orang yang sangat di cintainya hingga di mabuk asmara
karena ketampanannya menjadi orang yang terhina. Tentunya kita pun demikian
tidak mungkin melihat orang yang kita cintai menderita. (Studi Normatif)
Sebenarnya apa yang dilakukan Istri Al Aziz kepada sang pujaan
hati Yusuf adalah Salting (Salah tingkah) Istilah zaman sekarang karena
cintanya yang berlebihan atau lebai (kata anak muda di zaman ini).
Kesimpulan
konsep ke-3:
Almarhum Syeikh Tantowi (mantan Syeikh Al-Azhar Mesir)
pernah mengatakan kalau ayat dari Surat An Nahl di atas merupakan ganjaran di
dunia bagi orang-orang baik lagi beriman kepada Allah yaitu “kehidupan
yang layak”.
Para ulama sendiri mengartikan kehidupan yang layak ini
beragam:
·
Dijadikan pemegang kepentingan.
·
Dimantapkan agamanya
·
Diberikan rasa nyaman dalam hidup
·
Pekerjaan yang cocok.
·
Keluasan rizki yang baik
·
Kemudahan demi kemudahan.
·
Juga jodoh yang di idamkan dan masih banyak lagi.
4.
Konsep Cinta
Cinta adalah anugerah Allah yang
bisa mengantarkan manusia kepada kebahagiaan, para pakar Cinta sendiri
mempunyai banyak definisi tentangnya dan saling berbeda tapi yang bisa
disepakati adalah Cinta mendorong untuk melakukan hal-hal positif, karya-karya
besar dan menjadikan hidup lebih hidup.
Cinta bisa menghilangkan rasa sakit,
mendorong untuk segera sembuh, cinta juga bisa menggeser segala jenis
rintangan, halangan, gesekan, ujian, cobaan, kesedihan, kegalauan, kesulitan
dan benda-benda mati lainnya, karena hakikat cinta adalah benda hidup yang
senantiasa menghiasi hari-hari pecinta sejati. Maka teruslah hidup dengan benda
hidup (Cinta).
Cinta bukanlah pemaksaan kehendak
dan bukan juga cinta siapa yang memaksakan kehendak, melainkan cinta adalah
sebuah dialog antara dua insan yang harus di perjuangkan dengan rahmat dan
ridha dari sang pemilik cinta yaitu Allah.
Cinta itu bermacam-macam : ada cinta
kepada Allah dan rasul-Nya, kepada agama, Negara, Manusia, materi, lingkungan,
hobi dan banyak lagi, bukti kita cinta kepada Allah yaitu patuh dan taat pada
perintah-Nya serta menjauhi larangan-Nya.
Cinta berawal dari pengenalan atau
ta’aruf, setelah itu timbul rasa, lalu tanggung jawab dan yang terakhir adalah
kesetiaan, bukan cinta namanya bagi yang tidak mengenal dan juga yang tidak
setia kepada pasangan.
Cinta atau Mawaddah adalah
mengosongkan hati dari segala kekurangan terhadap pasangannya, saling mengerti
dan melengkapi, karena jika Cinta, segala kekurangan yang ada pada kekasihnya
itu terlihat normatif, sehingga betapapun buruk yang di cintainya akan
menjadi terlihat baik karena cinta dan itulah arti sejati dari Mawaddah.
(Khusus yang sudah menikah)
Oleh karenanya bagi para penjalin
cinta kasih (Suami-Istri) hendaknyalah memperjuangkan cinta, jaga cintanya agar
tetap bersemi menghiasi isi hati, sedangkan bagi para penanti jodoh hendaknya
bersabar akan jaminan dari Allah berupa kehidupan yang layak di dunia seperti
yang tersirat pada surat An Nahl ayat 97 juz 14.
Inilah rangkaian singkat dari arti
cinta, oleh karenanya wajib bagi kita untuk memahami lebih dalam akan arti
cinta sebelum kita melanjut ke Konsep jodoh yang terakhir.
5.
Konsep mencari sebab
Ajaran Islam bukan saja
mengedepankan sisi “Spiritualitas” tapi juga ada sisi lain yang penting
diperhatikan yaitu “Rasionalitas” dari sinilah banyak ilmuwan barat ramai
memeluk ajaran Islam karena ajarannya yang rasional.
Kalaulah kita hanya berpegang pada
sisi spiritualitas saja tentu bisa menggambarkan Islam di mata dunia sebagai
ajaran khurafat atau takhayul. Adapun jika pada sisi rasionalitas saja tentunya
ajaran ini tak ubahnya sama seperti ajaran Paganisme (penyembah berhala).
Beberapa contoh rasionalitas dalam
Islam (Mengambil sebab):
a. Pembuatan
bahtera nabi Nuh sebagai penangkal dari musibah banjir besar.
…………..واصنع الفلك بأعيننا ووحينا
“Dan buatlah bahtera itu dengan pengawasan dan
petunjuk wahyu Kami…” (QS. Hud: 37).
b. Proses
mendapatkan makanan seorang Maryam
هزي إليك بجذع النخلة تساقط عليك رطبا جنيا
“Dan goyanglah pangkal pohon kurma itu ke arahmu,
niscaya pohon itu akan menggugurkan buah kurma yang masak kepadamu,” (QS. Maryam: 25)
c. Proses penyembuhan
atas Wahyu dari Allah kepada nabi Ayyub.
اركض برجلك هذا مغتسل بارد و شراب
“(Allah berfirman): “Hantamkanlah kakimu; inilah
air yang sejuk untuk mandi dan untuk minum.” (QS. As Shaad: 42)
Adapun
mengambil sebab menanti jodoh, berikut uraiannya:
a. Selipkanlah doa ini dalam sujud
sebagai wujud dari Ibad Rahman (hamba-hamba Tuhan yang Maha Penyayang).
……………….ربنا هب لنا من أزواجنا
وذرياتنا قرة أعين واجعلنا للمتقين إماما ………… –
“Ya Tuhan kami, anugerahkanlah kepada kami
istri-istri kami dan keturunan kami sebagai penyenang hati (kami), dan
jadikanlah kami imam bagi orang-orang yang bertaqwa.” (QS. Al Furqan: 74).
b. Mulai melakukan proses pencarian
belahan jiwa, adapun dicarikan melalui bantuan orang lain hukumnya sah-sah
saja.
c. Menikahlah dengan orang yang
dicintai (laki-laki dan perempuan), atau bisa juga mencintai orang yang
menikahi (khusus untuk perempuan).
d. Menikah bukan hanya dengan orang
yang dicintai, melainkan berkomunikasi dengan keluarga besar pasangan yang juga
baik, karena ini adalah porsi ideal dari kebahagiaan menikah sebagaimana
petunjuk Rasul untuk melihat garis keturunan yang baik, adapun jika kita belum
mampu mengikuti anjuran tersebut hukumnya tidak mengapa, karena bisa jadi
orangtua pasangan kurang sholeh tetapi anaknya sholeh, jika sudah kepalang
cinta alias cinta medok. (Opsi ideal lebih ditekankan)
e. Jika sudah merasa mampu dan
mendapatkan jodoh yang di idamkan, segeralah menatap langit dengan penuh
pengharapan sambil bergerak maju dengan badan tegap sambil melangkah untuk
segera melamar sang gadis atau janda (gadis lebih di anjurkan karena
keutamaannya) dengan mengucap “Bismillah”
f. Adapun untuk para
akhwat hendaknya bersabar dan terus memperbaiki diri sambil berusaha dan
berdoa agar pangeran berkuda putih segera datang menjemput Anda.
Catatan
kaki:
1. Maksudnya: orang yang sempurna
imannya.
2. Dimaksud dengan disebut nama Allah ialah:
menyebut sifat-sifat yang mengagungkan dan memuliakanNya.
3. Na’budu diambil dari kata ‘ibaadat: kepatuhan dan ketundukan
yang ditimbulkan oleh perasaan terhadap kebesaran Allah, sebagai Tuhan yang
disembah, karena berkeyakinan bahwa Allah mempunyai kekuasaan yang mutlak
terhadapnya.
4. Nasta’iin (minta pertolongan), terambil
dari kata isti’aanah:
mengharapkan bantuan untuk dapat menyelesaikan suatu pekerjaan yang tidak
sanggup dikerjakan dengan tenaga sendiri.
5. Riwayat Tirmidzi. Ia berkata: Hadits
ini shahih.
6. Cenderung kepada orang yang zhalim
maksudnya menggauli mereka serta meridhai perbuatannya. Akan tetapi jika
bergaul dengan mereka tanpa meridhai perbuatannya dengan maksud agar mereka
kembali kepada kebenaran atau memelihara diri, maka dibolehkan.
7. Ditekankan dalam ayat ini bahwa
laki-laki dan perempuan dalam Islam mendapat pahala yang sama dan bahwa amal
saleh harus disertai iman.
8. Kajian rutin Tafsir Al Wasith setiap
Jum’at siang di Masjid-Islamic Mission City-Kairo.
III. PENUTUP
A.
KESIMPULAN
Dari
uraian di atas, Konsep Mencari Jodoh dapat ditarik beberapa kesimpulan sebagai
berikut:
1. Kita harus bertawakal
2. Kita harus lebih mendekatkan diri
kepada Allah SWT
3. Kita harus beramal shalih dan
beriman kepada Allah,
4. Kita harus cinta kepada
B. KRITIK DAN SARAN
Demikianlah
makalah ini penulis sampaikan, semoga dapat menambah wawasan keislaman bagi
pembaca, terutama kita yang sedang dalam kebingungan mencari pendamping hidup
atau jodoh. Penulis menyadari makalah ini belumlah sempurna, masih terdapat
kekurangan di sana-sini. Oleh sebab itu, penulis mengharapkan kritik dan saran
yang membangun dari pembaca, demi lebih sempurnanya makalah ini.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar