Jumat, 18 Agustus 2017

CHINGAY PARADE SINGAPORE 2017






Chingay Parade adalah pawai besar-besaran di Singapura menyambut Cap Go Meh. Delegasi Indonesia tampil memukau dengan kostum penuh warna.
Pesta Chingay Parade Ditutup dengan pesta kembang api, taburan confetti dan rona cahaya yang memenuhi F1 Pit Building, Singapura. Selama dua hari, 9 dan 10 Februari 2017 pertunjukan tersebut dipenuhi oleh lautan manusia.
Diperkirakan oleh panitia 160 ribu hingga 180 penonton menyaksikan langsung pertunjukan Chingay Parade Singapore 2017, salah satu festival cahaya terbesar di dunia. Dihelat setiap tahun sejak 1974, karnaval ini ditujukan untuk menyambut Tahun Baru Imlek.
Pesta tahun ini terasa berbeda dengan penyelenggaraan tahun-tahun kemarin. Kali ini dibagi menjadi tiga area dengan tema berbeda. Sebuah panggung 100 meter di kiri lintasan, sedangkan pada sisi kanan sebuah kolam air menjadi lintasan penari.
Selain menampilkan berbagai atraksi dari berbagai komunitas di Singapura, Chingay Parade 2017 dihiasi dengan deretan mobil hias yang bermandikan cahaya. Istimewanya, kali ini panitia menampilkan berbagai unsur alam sebagai atraksi, mulai dari hujan, petir, api, angin, air, permainan cahaya serta efek salju yang manambah meriah acara.
Dibuka oleh Perdana Menteri Singapura, Mr. Lee Hsien Loong, Chingay Parade kali ini juga diikuti oleh beberapa negara. Malaysia, Indonesia, Jepang, China, Kamboja , Korea Selatan, Taiwan dan Thailand. Mereka menampilkan berbagai atraksi kesenian daerah, modern dan aksi bela diri yang memukau.
Seperti tahun-tahun sebelumnya, Indonesia mengirimkan kontingennya pada Chingay Parade Singapore 2017 kali ini. Dengan mengangkat tema ‘Kuda Lumping’, sekitar 250 penari didatangkan dari beberapa daerah di Indonesia.
Dalam rilis delegasi Indonesia, Minggu (12/2/2017) tim inti terdiri dari 60 penari dari Institut Seni Surakarta, Pemkab Klaten dan Indonesia Batik Lurik Carnival. Sisanya yang merupakan tim pendamping berasal dari ISI Denpasar, Universitas Medan, Al Azhar Shifa Budi, Pemkab Boyolali, INSIM Singapura serta staf KBRI di Singapura. Mereka menampilkan berbagai jenis tarian tradisional, baju karnaval megah khas Indonesia serta diiringi oleh sebuah aransemen yang memadukan musik etnik dan kontemporer Indonesia.
Diharapkan melalui festival internasional tersebut, Pemerintah Kabupaten (Pemkab) berharap lurik dari Klaten bisa go international sebagaimana batik yang sudah lebih dulu mendunia.
Dikirimkan Duta Lurik Pedan pemenang Klaten Lurik Carnival 2016 itu, karena lurik dipilih lantaran warisan leluhur dan produk unggulan Klaten. Selain itu, partisipasi tersebut bisa menjadi ajang promosi untuk mengenalkan kain tenun lurik khas Pedan kepada dunia. Dengan mengangkat tema Pesona Kencana Nusantara, Indonesia menjadi tim pembuka membuka kontingen internasional. Dengan gerakan dinamis serta musik nan rancak, mereka memasuki lintasan dan langsung mendapat aplaus dari penonton. Sembari mengoyangkan lightstick yang dibagikan oleh panitia, mereka memberi apresiasi kepada tim Indonesia dengan tepuk tangan meriah.
Lintasan yang menjadi arena pentas Chingay Parade 2017 terbagi menjadi tiga area. Setiap kelompok penampil mempersembahkan tarian mereka sebanyak tiga kali, pada masing-masing area. Seusai tampil, seluruh tim inti dari seluruh peserta diajak berkumpul kembali memenuhi sepanjang lintasan.
Kehadiran tim kesenian Indonesia mendapat dukungan dari Kementerian Pariwisata RI lewat branding Wonderful Indonesia. Selain sebagai ajang memperkenalkan kekayaan khazanah seni budaya, event ini juga dijadikan sebagai promosi berbagai destinasi menarik di indonesia, dengan harapan para wisatawan tertarik untuk mengunjungi keindahan Indonesia.
Sumber : Copas Edit

Tidak ada komentar:

Posting Komentar