Jumat, 18 Agustus 2017

TENUN LURIK ATBM KHAS KLATEN




Klaten memiliki ciri khas Budaya yang sangat melekat, salah satunya adalah tenun lurik yang dibuat dengan alat tradisional atau yang sering disebut dengan ATBM (Alat Tenun Bukan Mesin). Industri tersebut menjadi industry unggulan dan utama di Kabupaten Klaten. Maka tak heran, bila anda melewati Kota Klaten akan terdapat patung berupa orang yang sedang menenun lurik dengan ATBM. Dan bisa dibilang jika KLATEN adalah IBUKOTA TENUN LURIK.
Apa itu tenun? Tenun adalah proses membuat kerajinan dari bahan kain, menggunakan benang yang dimasukkan secara menyilang dan berulang-ulang yang dibuat dengan menggunakan alat tenun bukan mesin (ATBM). Sedangkan kain tenun lurik sendiri adalah kain yang berpola bergaris – garis sehingga disebut lurik (Sadilah, E. 2009).
Jumlah pengrajin tenun lurik di Klaten menurut data BPS tahun 2012 sekitar 1200 pengrajin yang menyebar hingga berbagai wilayah. Keberadaan lurik tersebar di beberapa kecamatan antara lain Pedan, Cawas, Bayat, Delanggu, Juwiring dan Karangdowo. Dari beberapa wilayah tersebut, keberadaan lurik yang sangat berkembang berada di Kecamatan Cawas khusunya di Desa Tlingsing.
Oleh karena itu, desa Tlingsing telah ditetapkan pemerintah Kabupaten Klaten sejak tahun 2011 melalui Surat Keputusan Bupati telah ditetapkan sebagai Desa Wisata Tenun ATBM Lurik di Kabupaten Klaten.
Desa Tlingsing merupakan desa dengan mata pencaharian utama sebagai penenun lurik. Jumlahnya terbanyak di seluruh desa desa di Kabupaten Klaten yaitu mencapai 250 orang. Tak heran bila tiap hari banyak orang menenun dan manggantukan pendapatan dari hasil menenun. Di desa tersebut karena dijadikan desa wisata berawal dengan adanya bantuan dari LSM Gita Pertiwi yang dilakukan pada tahun 2007. LSM Gita Pertiwi membantu dalam memberdayakan potensi masyarakat, meningkatkan kesejahteraan dengan memberikan modal dan pelatihan guna merehabilitasi kondisi masyarakat setelah gempa pada tahun sebelumnya.
Untuk itu industri tenun lurik ATBM yang terbesar berada di Kecamatan Cawas tepatnya di Desa Tlingsing. Hal itu dikarenakan potensi dan jumlah penenun yang paling banyak di Kabupaten Klaten, Jumlah penenun yang aktif dalam desa tersebut adalah 104 penenun yang terbagi menjadi dua kelompok penenun. Kelompok penenun tersebut terdapat di Dukuh Sempu bernama Maju Makmur dan Kelompok penenun di Dukuh Dadirejo, Titang, dan Guntur yang bernama Rukun Makmur.
Sampai sekarang desa wisata tersebut sudah dikunjungi oleh berbagai kalangan pelajar dan pejabat.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar