Jumat, 18 Agustus 2017

KLATEN DAN SEJARAH BERDIRINYA


Kabupaten Klaten (Bahasa Jawa: Hanacaraka: Latin: Klathèn) adalah kabupaten di Provinsi Jawa Tengah. Pusat pemerintahan berada di Kota Klaten. Kabupaten ini berbatasan dengan Kabupaten Boyolali di utara, Kabupaten Sukoharjo di timur, serta Provinsi Daerah Istimewa Yogyakarta di selatan dan barat.
Secara geografis Kabupaten Klaten terletak di antara 110°30’-110°45’ Bujur Timur dan 7°30’-7°45’ Lintang   Selatan.  Kabupaten Klaten terdiri atas 26 kecamatan, yang dibagi lagi atas 53 desa dan 103 kelurahan. Ibukota  kabupaten  ini berada di Kota Klaten, yang terdiri atas tiga kecamatan yaitu Klaten Utara, Klaten Tengah, dan Klaten Selatan.
Asal mula nama Klaten ada dua versi yaitu : Versi pertama mengatakan bahwa Klaten berasal dari kata kelati atau buah bibir. Kata kelati ini kemudian mengalami disimilasi menjadi Klaten. Klaten sejak dulu merupakan daerah yang terkenal karena kesuburannya. Versi kedua menyebutkan Klaten berasal dari kata Melati. Kata Melati kemudian berubah menjadi Mlati. Berubah lagi jadi kata Klati, sehingga memudahkan ucapan kata Klati berubah menjadi kata Klaten. Versi ke dua ini atas dasar kata-kata orang tua sebagaimana dikutip dalam buku Klaten dari Masa ke Masa yang diterbitkan Bagian Ortakala Sekretariat Daerah Kabupaten Daerah Tingkat II Klaten Tahun 1992/1993.
Melati adalah nama seorang kyai kurang lebih 560 tahun yang lalu datang di suatu tempat yang masih berupa hutan belantara. Nama lengkap dari Kyai Melati, adalah  Kyai Melati Sekolekan yang kemudian menetap di tempat itu. Semakin lama semakin banyak orang yang tinggal di sekitarnya, dan daerah itulah yang menjadi kota Klaten yang sekarang. Konon Kyai Melati dikenal sebagai orang berbudi luhur dan sakti mandraguna. Karena kesaktiannya menyebabkan perkampungan itu   aman   dari gangguan    perampok. Setelah meninggal dunia, Kyai Melati dimakamkan di dekat tempat tinggalnya.
Kisah tentang Kyai Melati yang dipercaya masyarakat klaten sebagai “cikal bakal” kota Klaten merupakan awal adanya pemukiman di kota Klaten. Nama Klaten baru muncul dalam sumber sejarah, ketika desa ini dipilih sebagai tempat pendirian Benteng (Loji). Benteng (Loji) sebagai pusat kekuasaan pemerintah kolonial, setiap pendirian selalu dicatat dan diarsipkan oleh pegawai kolonial. Apalagi benteng (loji) klaten yang disebut juga dengan loji klaten, memiliki fungsi militer dan administrasi yang penting, karena berada tepat di tengah antara kekuasaan Kasultanan Ngayogyakarta Hadiningrat dan Kasunanan Surakarta Hadiningrat , maka segala aktifitas berkaitan dengan benteng (loji) selalu tercatat dengan baik.
Pendirian benteng (loji) klaten yang peletakan batu pertamanya dimulai pada hari Sabtu, 28 Juli 1804. Pendirian benteng (loji) di desa Klaten tersebut dapat dianggap sebagai awal munculnya sebuah pemerintahan supra desa, karena benteng (loji) merupakan simbol kekuasaan, baik tradisional maupun kolonial.
Melihat sejarah-sejarah yang terjadi di Kabupaten Klaten seperti di atas, maka tim penggali hari jadi Kabupaten Klaten memilih tanggal pendirian benteng Klaten sebagai hari dan tanggal kelahiran Kabupaten Klaten yakni Sabtu, 28 Juli. Hal ini didasarkan pada peristiwa awal munculnya nama Klaten dalam sumber sejarah (dasar nomenklatur) dan asas kontinuitas peristiwa-peristiwa sejarah yang ada di Klaten.
Atas dasar dukungan sumber sejarah tertulis tentang pendirian Benteng Klaten ,maka dipilih tanggal 28 Juli 1804 sebagai hari lahirnya Kabupaten Klaten dan telah ditetapkan dengan Peraturan Daerah Nomor 12 tahun 2007, tertanggal 18 Juni 2007 tentang Hari Jadi Kabupaten Klaten.
Sesepuh dan tokoh masyarakat Klaten yang kini bermukim di Ibu kota negara Jakarta menulis di akun jejaring sosialnya bahwa  posisi Benteng (loji) Klaten atau yang disebut Fort Engelenburg, semula berada di sebelah utara Alun-alun kota ,tepatnya pada lokasi Masjid Raya Klaten sekarang. Masih segar dalam ingatan ketika bekas Benteng itu dipugar untuk pembangunan masjid ada korban jiwa yakni tenaga kerja terkena ledakan bom yang  tercangkul saat menggali, ketika kecil dilokasi itulah menjadi salah satu arena bermain bersama teman-temannya.


(kemalang.klaten.info/2013/09/melihat-klaten-dan-sejarah-berdirinya.html?m=1)

Tidak ada komentar:

Posting Komentar